Berikut adalah manuskrip Munyah al-Mumarisin oleh pendeta rafidhah dari kalangan akhbariy, ‘Abdullah bin Shalih As-Samahijiy. Ia berkata terang-terangan berkenaan tahrif Al-Qur’an sbb (fokus yang digaris merah pada pic) :
(Selanjutnya yang merupakan sedikit bagian terakhir tidak saya terjemahkan karena ada beberapa lafazh yang kurang jelas, tetapi secara makna ia melanjutkan bahwa apa yang dikatakannya tersebut berdiri di atas dalil dari riwayat-riwayat dan khabar-khabar yang sharih lagi shahih)
Demikian yang dikatakan oleh As-Samahijiy, salah satu dari beberapa pendeta syi’ah yang terang-terangan mengatakan bahwa pengamalan syi’ah dengan Al-Qur’an yang sekarang tidak lebih dari sekedar taqiyyah. Ia bukanlah imamiy rafidhiy yang baru lulus dari Qum 5 tahun yang lalu, apa lagi hanya sekedar tokoh selevel Jalaluddin Rahmat dan istrinya. Tetapi ia adalah ahli hadits Rafidhah yang dipuji oleh pendeta-pendeta kenamaan mereka lainnya. Semisal ‘Abdullah Al-Jazairiy yang menyebutnya dengan seorang ‘alim, fadhil, muhaddits, mutabahhir (yang melaut keilmuannya) dalam khabar-khabar (riwayat). Ironisnya, kaum syi’ah di Indonesia lebih pintar daripada ulamanya sendiri hingga meludahi perkataan mereka.
Wallaahu A’lam.